Selasa, 30 April 2013

Eksplorasi Budaya Indonesia untuk Tren

Batik tiada habisnya dieksplorasi menjadi beragam karya busana. Dalam Fashion Tendance Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Timur, Jumat (21/1) petang di Surabaya, batik kembali menjadi primadona.

Sepuluh perancang asal Jawa Timur yang ambil bagian dalam Fashion Tendance APPMI Jatimbertema utama Surf-Vival ini adalah Denny Joewardi, Sonny Radji, Djoko Sasongko, Ayok Dwipancara, Yuyuk Nurmaisyah, Lilik Suhariyati, Lia Afif, Elok Renapio, Yunita Kosasih, dan Melia Wijaya. Untuk 2011, kata Denny, para perancang mengeksplorasi alam, kembali ke asal, dan mengolah budaya yang sudah ada di Indonesia.

Dalam peragaan itu, Sonny Radji mengolah potongan-potongan batik lawas menjadi gaun malam. Dipadu dengan kain polos dan detail taburan payet, permata, mutiara, dan aplikasi renda, gaun tampil beda. Menurut Sonny, untuk setiap gaun setidaknya diperlukan 100 potongan kain batik dari beragam motif.

Batik juga dimanfaatkan Yunita Kosasih dalam karyanya. Bahan batik bekas pakai dolah menjadi gulungan dan disusun beruntai dalam busana yang memadukan budaya Indonesia, Afrika, dan Korea.

Djoko Sasongko dan Ayok Dwipancara membuat rok dari batik madura untuk melengkapi kebayanya yang elegan.

Yuyuk Nurmaisyah dan Lilik Suhariyati yang mengkhususkan pada busana muslim juga mengeksplorasi kekuatan batik tulis.

Lia Afif lebih mengeksplorasi bentuk, lipit, kerut, dan gelombang pada busana muslimnya. Seperti Denny Djoewardi yang memanfaatkan gelombang, alur, dan pilinan kain untuk gaun malamnya yang sangat feminin. Adapun Melia Wijaya memilih kain etnik dengan motif hewan pada karyanya kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar