Selasa, 16 April 2013

Batik Tulis


Kata "batik" berasal dari Jawa dan berarti "mencetak dalam lilin." Metode dekorasi telah dipraktekkan selama berabad-abad negara di Asia Proses ini melibatkan menggunakan lilin untuk melawan efek dari pewarna kain - bagian dari kain dilapisi lilin. tetap warna aslinya.

Pola Tekstil digambarkan pada banyak patung-patung batu berukir di dinding candi Jawa seperti Candi Borobudur dan Prambanan (AD 800). Tetapi tidak ada bukti bahwa ini adalah Batik. Orang Belanda menyebut 'kain sangat dihiasi' di abad ke-17, tetapi kebanyakan ahli percaya bahwa orang Jawa yang kompleks batik desain hanya akan mungkin terjadi setelah 1800 ketika halus kain tenun, yang diimpor ke Indonesia dari India.

Proses Batik

Cairan lilin panas diterapkan pada kain baik digambar dengan tangan atau dicetak dengan tangan menggunakan blok pola. Kain tersebut kemudian dicelupkan ke dalam larutan pewarna - daerah wax melindungi kain dan pewarna hanya dapat menembus daerah yang tidak dilindungi. Itu Batik menempatkan hanya tapi metode yang digunakan di Indonesia lebih rumit dengan waxing berturut-turut, sekarat dan re-waxing untuk mencapai desain yang sangat indah dan rumit



Alat untuk membuat batik tulis


Gawangan

Perlengkapan ini berbentuk seperti gawang hanya saja berukuran kecil dan terbuat dari kayu atau bambu. Gawangan dibuat ringan tetapi kuat sehingga mudah dipindah-pindahkan. Gawangan berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan kain yang akan dibatik khususnya pada saat proses pemberian malam melalui canting.


Pemberat Kain

Pemberat kain berfungsi sebagai penahan kain sehingga kain tidak mudah bergeser atau tertarik oleh pembatik atau karena tiupan angin ataupun karena sebab lainnya. Pemberat kain dapat berupa japitan, anak timbangan, kayu atau batu. Japitan dipasang pada bagian atas kain yang ada di gawangan, sedangkan anak timbangan, kayu atau batu biasanya diikat pada ujung kain.


Kompor

Kompor digunakan untuk mencairkan lilin atau malam. Kompor yang digunakan saat ini adalah kompor minyak atau listrik sementara pada jaman dulu pembatik menggunakan anglo. Anglo adalah kompor kecil yang terbuat dari tanah liat.


Wajan

Wajan adalah penggorengan yang berfungsi untuk memanaskan dan mencairkan lilin atau malam. Wajan ini terbuat dari tanah liat atau baja.

Malam

Malam atau lilin merupakan bahan yang digunakan untuk membatik. Pada dasarnya malam terbuat dari campuran bahan-bahan berikut ini

- Microwax

-Gondorukem, yaitu bahan sejenis resin dari pohon cemara

-Lemak binatang

- Lilin kote yang berasal dari sarang tawon atau lebah

-Parafin

- Lilin gladagan, yaitu malam hasil daur ulang dari proses ngelorod

- Mata kucing yang merupakan jenis damar


Canting

Canting adalah alat yang terbuat dari tembaga berbentuk corong yang berlubang pada salah satu sisinya. Canting berfungsi untuk menggoreskan malam pada permukaan kain. Canting mempunyai bentuk yang khas dan merupakan salah satu bagian dari tradisi batik warisan budaya Jawa. Canting terdiri dari 3 bagian yaitu mulut, badan dan pegangan. Bagian mulut biasa disebut cucuk, yaitu pipa kecil tempat mengalirkan malam. Bagian badan disebut nyamplung merupakan wadah untuk menampung malam panas. Pegangan atau gagang merupakan bagian yang digunakan sebagai pegangan terbuat dari bahan yang tidak menghantarkan panas seperti kayu atau bambu. Pada dasarnya ada 3 jenis canting yaitu canting klowong berfungsi untuk menulis atau membuat pola dasar, canting reng-rengan yang berfungsi untuk nembok atau menutup bagian yang akan diberi warna dan canting isen-isen atau cecek digunakan untuk mengisi bagian pola yang kosong. Isen berupa garis sedangkan cecek berupa titik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar