Selasa, 16 April 2013

Makna Batik Yogya dan Solo


Untuk lebih memahami makna batik, ada dua daerah asal batik yang perlu dipelajari yaitu daerah Yogyakarta dan daerah Solo.

1. Batik daerah Solo

Daerah Solo merupakan kerajaan dengan segala tradisi dan adat istiadatnya. Ragam hias batik diciptakan dengan pesan dan harapan semoga membawa kebaikan bagi pemakai. Semua dilukiskan secara simbolis, misalnya:

a. Ragam hias larangan dan dianggap sakral, hanya dikenakan raja dan keluarganya yaitu parang rusak barong, sawat dan kawung.

b. Ragam hias slobog, berarti agak besar/longgar dipakai untuk melayat. harapannya semoga arwah yang meninggal tidak mendapat halangan.

c. Sidomukti, dipakai pengantin. Sido berarti terus menerus dan mukti berarti hidup berkecukupan.


d. Truntum, dipakai orang tua pengantin. Truntum berarti menuntun, maknanya orang tua menuntun mempelai memasuki hidup baru

e. Satria Manah, dipakai wali pengantin pria ketika meminang dengan harapan semoga lamaran sang pria dapat diterima dengan baik oleh pihak wanita.


f. Semen Rante, dipakai wali pengantin wanita ketika menerima lamaran. Rantai melambangkan ikatan yang kokoh.Harapannya jika lamaran telah diterima, pihak wanita menginginkan hubungan erat dan kokoh yang tidak dapat lepas lagi.


g. Parang Kusumo, dipakai gadis pada upacara tukar cincin. kusumo berarti bunga yang sedang mekar

h. Pamiluto, dikenakan ibu si gadis pada upacara tukar cincin. Berasal dari kata pulut, melambangkan harapan ibu agar pasangan dara dan pria tidak terpisahkan lagi.


i. Bondet, dipakai pengantin wanita pada malam pertama. Berasal dari kata bundet berarti saling mengikat

j. Semen Gendong dipakai pengantin setelah selesai upacara perkawinan dengan harapan agar dapat segera mengendong bayi

k. Ceplok Kasatriyan, dipakai sebagai kain untuk upacara kirab pengantin. Batik ini digunakan oleh golongan menengah ke bawah. Pemakainya agar terlihat gagah dan memiliki sifat ksatria. R


2. Batik daerah Yogyakarta

Perpaduan tata ragam hias Yogyakarta cenderung pada perpaduan berbagai jenis ragam hias geometris dan berukuran besar, misalnya:

a. Ragam hias Grompol, dikenakan pada upacara perkawinan. Grompol berarti berkumpul atau bersatu, merupakan pengharapan berkumpulnya segala sesuatu yang baik-baik seperti rejeki, kebahagiaan, keturunan, hidup rukun dan sebagainya.


b. Tambal digunakan untuk selimut orang sakit. Tambal diambil dari pengertian menambal, yaitu berarti menambah atau memperbaiki sesuatu yang kurang sehingga kemudian dianggap dapat menyehatkan yang sakit.



Batik tidak hanya sekedar wastra, tetapi karya seni budaya, yang pada awalnya selalu dihadirkan pada upacara-upacara tradisi dalam masyarakat Jawa. Batik selalu menyertai setiap tahapan dalam daur hidup manusia. Filosofi dalam pola batik yang merupakan harapan atau doa-doa itulah yang menyebabkan batik selalu ada pada setiap upacara-upacara masyarakat Jawa, dari saat dilahirkan hingga maut menjemput.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar