Senin, 15 April 2013

Makna Pernikahan pada Selembar Batik


Setiap motif pada selembar kain batik dipahami mengandung makna tersendiri. Bercerita tentang kehidupan manusia dari segala sisi. Pernikahan adalah salah satunya.

Bagaimana arti pernikahan diterjemahkan dalam setiap torehan batik ditunjukkan pada pameran batik di perpustakaan UK Petra Surabaya, Jumat (8/3/2013). Acara Batik Tulistyantoro 4 Wedding tersebut akan berlangsung hingga 15 Maret 2013.

"Orang dulu memberikan batik pada perempuan yang dicintainya dan berencana dinikahi," kata Lintu Tulistyantoro, Ketua Komunitas Batik Jatim (Kibas).

Batik adalah bahasa visual. Ketika seorang lelaki ingin mengikat sang gadis, dia akan menyerahkan batik Sabet Rante. Menyatakan betapa cinta yang dimilikinya abadi bagi pasangannya, batik Per Keper yang diserahkan.

"Per Keper itu artinya kupu-kupu. Batik dari Pamekasan banyak yang berupa per keper," kata Lintu yang lahir di Sumenep, Madura ini.

Mirip dengan batik Melate Setoor yang artinya cinta sejati. Keduanya biasanya diberikan ketika lamaran lelaki ke pihak perempuan.

Ada pula batik dengan motif sekar jagad. Motif ini terdiri dari banyak jenis bunga seperti let tolet, pacar China, padi kepa', biji timun kosong, jagung, kabung kertas, rebeh atau rumput, dan kembang duwe'.

"Kadang batik tong centong yang berarti harapan yang diberikan saat lamaran. Atau kadang dimaknai bahwa si lelaki ingin mengutarakan dia mau menghidupi gadisnya atau menanggung hidupnya," terang pria yang sedang menyelesaikan program S3 di Jurusan Arsitektur Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya ini.

Pameran ini menampilkan 18 batik pernikahan koleksi Lintu. Antara lain dari Sidoarjo, Pamekasan, Tanjung Bumi, Tulungagung, Tuban, dan Sumenep.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar