Selasa, 16 April 2013

Makna Simbolis Motif Batik Parang Kusuma dan Sida Luhur Busana Pengantin Gaya Yogyakarta


5. Motif Batik Parang Kusuma

Motif ini terdiri dari unsur motif api dan motif mlinjon.
Motif-motifnya tersusun menurut garis diagonal, motif api
atau motif parang posisinya bertolak belakang dengan motif
mlinjon yang berbentuk segi empat belah ketupat. Di tengahtengah
motif api terdapat dua motif bunga kecil tang bertajuk
tiga dan saling bertolak belakang. Motif batik parang kusuma
biasanya digunakan untuk busana pengantin Kasatrian Ageng
(Sardjono, 1977: 32). Pengertian bunga sama dengan kusuma
yang mempunyai makna generasi muda bunga harapan, Jika
dirasakan dengan arti perlambangnya memang sesuai dengan
fungsinya yaitu sebagai busana putra-putri Sultan yang
semula digunakan untuk malem selikuran, sekarang menjadi
busana pengantin.

6. Motif Batik Sida Luhur

Motif batik sida luhur dapat digolongkan ke dalam motif
semen. Pola semen mengkiaskan proses hidup diatas tanah,
proses hidup ini disebut semi (bahasa Jawa), hal yang
menggambarkan hidup (Susanto, 1976: 236). Kata sida luhur
berasal dari kata sida dan luhur. Sida mempunyai arti jadi
atau menjadi, sedangkan luhur mengandung pengertian
terpuji, tinggi dan berwibawa (Suyanto, 2002: 62).
Rangkaian susunan unsur-unsur polanya terdiri dari motif
meru, pohon hayat, burung, tumbuh-tumbuhan dan sawat
(garuda bersayap satu). Motif meru melambangkan puncak
gunung yang tinggi tempat bersemayamnya para dewa,
menggambarkann proses hidup di atas tanah dan merupakan
lambang keadilan. Motif pohon hayat merupakan simbolisasi
dari kehidupan dan kemakmuran. Motif burung melambangkan
dari dunia atas, menggambarkan elemen hidup dari udara
(angin) dan melambangkan watak luhur. Motif sawat
melambangkan matahari, mahkota, kejantanan ,
dan mempunyai makna sifat tabah (2002: 50). Berbagai arti
perlambang yang terdapat dalam motif-motif tersebut dapat
dikemukakan bahwa si pemakai mempunyai pengharapan agar
hidupnya di kemudian hari dapat hidup bahagia, mempunyai
pangkat yang tinggi, berbuat adil, berbudi luhur, dan tabah
menghadapi cobaan hidup. Menurut fungsinya motif ini
dikenakan oleh pengantin pada upacara panggih, kadang
dipakai pula oleh kedua orang tua mempelai.

1 komentar: