Selasa, 30 April 2013

Mengapa Batik Tak Bisa Menuntut Hak Cipta?


Batik memang sudah dikukuhkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak benda sejak 2009 lalu. Namun dalam kenyataannya, motif batik masih rentan ditiru atau diakui oleh pihak lain. Tak usah menyebut negara lain, sesama pengusaha batik pun bisa saja meniru atau mengambil inspirasi dari batik buatan pengusaha lain.

Kalau sudah begini, mengapa para pembatik tidak mendaftarkan batiknya untuk mendapatkan hak atas kekayaan intelektual (HaKI)? Salah satu contoh, dari 53 macam motif batik asli Bantul atau Bantulan, belum satu pun yang mengantongi sertifikat HaKI (baca artikel ini). Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Perekonomian, Yahya, usai membuka temu usaha batik di Rumah Budaya Tembi, akhir November lalu, mengatakan bahwa mereka memang belum fokus ke HaKI.

"Fokus kami masih pada mengatasi kendala pemasaran batik. Batik Bantul harus bersaing dengan batik dari luar daerah seperti Pekalongan, Kulon Progo, Solo, dan Sleman. Belum lagi masuknya batik murah produksi China dan Malaysia,” katanya.

Meski belum memiliki HaKI, ujar Yahya, Bantul tidak khawatir motifnya dijiplak daerah lain atau perajin lain. Baginya, motif batik adalah seni yang sulit ditiru.

Dari 53 macam motif batik asli Bantul atau Bantulan, belum satu pun yang mengantongi sertifikat hak atas kekayaan intelektual atau HaKI. Pemerintah Kabupaten Bantul belum memprioritaskan HaKI karena masih fokus pada persoalan pemasaran produksi batik. Pemerintah juga berharap inisiatif pengurusan HaKI datang dari kalangan perajin.

"Kami memang belum fokus ke HaKI. Fokus kami masih pada kendala pemasaran batik. Batik Bantul harus bersaing dengan batik dari luar daerah, seperti Pekalongan, Kulon Progo, Solo, dan Sleman. Belum lagi masuknya batik murah produksi China dan Malaysia," kata Staf Ahli Bupati Bantul Bidang Perekonomian, Yahya, seusai membuka temu usaha batik di Rumah Budaya Tembi.

Menurutnya, belum diurusnya sertifikat HaKI juga bukan karena persoalan dana. Ia berharap inisiatif muncul dari kalangan perajin supaya ada rasa memiliki dan tumbuh kebersamaan antarsesama perajin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar