Jumat, 29 Juli 2011

Sentra Batik Cirebon Kian Rontok

CIREBON: Industri batik kecil dan menengah di Cirebon berguguran akibat kekurangan tenaga kerja.
Sekitar 60% dari 360 industri kecil dan menengah (IKM) batik di kabupaten tersebut telah gulung tikar dalam 5 tahun terakhir.

Ketua Asosiasi Pengusaha dan Pengrajin Batik Cirebon Rukadi Suminta mengatakan gelombang penutupan pabrik IKM batik di Cirebon mulai parah justru sejak penetapan kerajinan asli Indonesia tersebut sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO.
"Sejak 2 tahun lalu di mana-mana muncul industri batik hingga tenaga kerja banyak yang terserap ke luar Cirebon," katanya, hari ini.

Kondisi tersebut mengurangi jumlah pengrajin batik di Cirebon hingga 20% hingga memaksa produsen lokal mengalihkan produksi ke kota lain seperti Pekalongan untuk memenuhi permintaan pasar yang tumbuh pesat.

"Padahal setiap IKM membutuhkan 5 sampai 20 orang tenaga kerja untuk memproduksi sekitar 3 kodi-5 kodi pakaian per bulan," jelas Rukadi.
Menteri Perindustrian M. S. Hidayat berjanji pemerintah akan berusaha mengatasi masalah kekurangan sumber daya manusia tersebut melalui balai pelatihan tenaga kerja dan pendidikan membatik di sekolah.

"Memang banyak generasi muda yang beralih ke profesi lain karena itu harus ada pendidikan dan pelatihan. Di sisi lain, pengusaha batik harus menunjukkan prospek batik."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar